Sabtu, 27 Maret 2010

Lokakarya Pembentukan Paroki Siaga


Faktor budaya berperan besar dalam proses pengambilan keputusan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dari aspek budaya, proses kehamilan dan kelahiran sering dianggap sebagai suatu proses alamiah belaka yang harus dilewati seorang perempuan. Resiko dari proses kehamilan dan persalinan dianggap sebagai resiko dari seorang wanita semata karena kodratnya sebagai wanita. Keluarga dan masyarakat secara umum menganggap resiko yang diterima sebagai seorang ibu adalah “berkorban” bagi anaknya bahkan sampai mati sekalipun.

Dengan kemajuan ilmu kedokteran saat ini, ternyata resiko yang ditanggung seorang ibu karena proses kehamilan dan melahirkan dapat diprediksi oleh tenaga kesehatan terlatih sehingga seorang ibu dapat terhindar dari kesakitan atau atau kematian akibat kehamilan dan persalinan.

Dilai pihak apabila kita melihat, seperti apakah profil seorang ibu yang meninggal karena proses kehamilan dan persalinan dapat di sebutkan sebagai berikut : kurang diperhatikan (disayang) suami/mertua/keluarga, berpendidikan di bawah SPM, rumah berjarak tempuh lebih 2 jam dari fasilitas pelayanan kesehatan, usia kurang 20 tahun atau lebih 30 tahun, jumlah anak lebih dari 4 dan jarak antara anak kurang dari 3 tahun, riwayat kehamilan dan persalinan jelek (Safe Motherhood Initiatives 1990, SKRT 1992) mengidap kurang darah dan KEK (SKRT 1992). Yang paling penting dari profil tersebut diatas, adalah seorang Ibu kurang mendapat perhatian dari keluarga dan masyarakat.

Sangat ironis, karena budaya gotong royong masyarakat kita sejak nenek moyang kita dahulu seakan sudah hilang pada proses kehamilan dan persalinan. Dengan menghidupkan lagi budaya gotong royong di masyarakat kita khusunya untuk mengatasi masalah yang dialami dalam proses kehamolan dan persalinan.
bertolak dari keberhasilan pelaksanaan Desa Siaga di beberapa daerah di tanah air, yang mampu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk mampu mengatasi permasalahn khusunya kesehatan dan lebih spesifik pasa kesehatan ibu dan anak maka di Kabupaten Ngada Propinsi NTT ini dikembangkan Model PAroki Siaga yang pelaksanaannya hampir swama dengan desa siaga. ada jejaring, ada kepengurusan, namun uniknya adalah jejaring katakese yang menjadi ciri khas Paroki Siaga ini.
Desa/paroki siaga merupakan jawaban dari upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi resiko yang dihadapi seorang ibu pada saat kehamilan, persalinan dan menyusui anaknya. Dengan desa siaga, prinsip DARI – OLEH dan UNTUK masyarakat dapat ditanamkan kembali dengan mengaktifkan peran Fasilitator Desa/Kader Desa dengan pesan yang jelas : Siaga Keluarga, Siaga masyarakat dan Siaga Bidan.

Tujuan Umum :
Meningkatkan upaya dan kapasitas masyarakat dalam mendukung persalinan yang aman dan promosi perencanaan kehamilan sebagai tanggung jawab bersama melalui wadah Desa/Paroki Siaga.
b. Tujuan Khusus :
1. Membangun kepedulian masyarakat dalam terhadap proses kehamilan dan persalinan yang dialami keluarga sebagai bagian dari permasalahan bersama di masyarakat.
2. Menggerakkan komponen masyarakat untuk berpartisipasi dalam penanganan masalah KIBBLA melalui kelembagaan yang ada di masyarakat.
3. Menjadikan Desa/Paroki Siaga melalui “5 Jejaring Siaga” sebagai wadah untuk membangun kembali budaya gotong royong di Masyarakat Desa.

HASIL – HASIL YANG DIHARAPKAN
• Adanya kesepakatan masyarakat untuk membentuk Paroki Siaga dan akan membagi diri di dalam 5 jejeraing Siaga.
• Terbentuknya Paroki Siaga dengan penentuan pengurus yang tersebar di 5 jejaring Siaga.
• Adanya Komitmen Masyarakat melalui Penyusunan RTL.
• Asdanya jadwal pelaksanaan monitoring dan evaluasi Desa siaga ke desa yang telah ditentukan bersama.

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Nice,,, k, kalo punya pedoman pembentukan paroki siaga tolong dishare juga,,,,, kalo boleh minta, tlong dkrim k emai ini yah,, (fdsbelu@rocketmail.com)
    please,,,,,

    BalasHapus
  3. Halo Andri thanks udah kasih komentar. Pedoman pelaksanaan Paroki Siaga sudah disusun oleh Tim Paroki Siaga di Kabupaten Ngada, untuk file terakhir saya belum punya, bisa langsung saja ke Kantor BPMPD-PP Kabupaten Ngada ke Bidang Pemberdayaan Masayarakat Desa, karena untuk Modul paroki Siaga mereka penanggungjawabnya....

    Makasih......

    BalasHapus
  4. hello kak salam kenal saya dari riung kuliah kesehatan masyarakat saya btuh data tenntang peraturan JKMN untuk memenuhi tugas ana;isis kebijakan kesehatan, kalok ada kiri ke (wardenyohanes514@gmail.com) thanks kae

    BalasHapus