Sabtu, 27 Maret 2010

Assesment Need to Implementing Physical Asset Management (PAM) Strategy in Ngada District

Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar di tingkat Kecamatan yang dekat dengan masyarakat, merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan terutama bagi ibu maternal, bayi baru lahir dan anak.
Sebagai upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Provinsi NTT, telah dicanangkan Program Revolusi KIA yang pada prinsipnya semua pertolongan persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai. Salah satu aspek dari fasilitas kesehatan yang memadai adalah tersedianya peralatan kesehatan untuk menunjang pelayanan KIA.
Peralatan kesehatan merupakan point crusial dalam mensukseskan pelaksanaan Revolusi KIA. Petugas kesehatan baik dokter, bidan maupun perawat dapat menjalankan tugasnya mendiagnosa penyakit, menolong persalinan dan pasca persalinan tentu saja menggunakan alat-alat kesehatan. Alat kesehatan yang berkualitas sangat menentukan keakuratan hasil pemeriksanaa atau diagnosa yang selanjutnya menentukan kualitas pelayanan.
Dengan semua fungsi penting tersebut, alat-alat kesehatan perlu dijamin ketersediaannya dalam aspek mutu, jumlah dan tersebar merata di sarana kesehatan, dikelola dengan benar, dipelihara dengan baik oleh penggunanya sehingga dapat memberikan hasil yang akurat dalam membantu tenaga kesehatan menegakkan diagnosa, memberikan pengobatan maupun pemulihan kessehatan.
Di NTT khususnya Kabupaten Ngada manajemen aset fisik telah dimulai dengan penerapan CBIS (Computer Based Inventory System) Puskesmas yang didukung oleh Pemerintah Jerman melalui konsultan EPOS. Penerapan CBIS Puskesmas di Kabupaten Ngada adalah aspek pendataan dan pelaporan jenis, jumlah dan kondisi peralatan yang terdapat di Puskesmas, Pustu dan Polindes. Hasil dari CBIS yaitu Kartu Inventaris Ruangan dan LT3 Puskesmas belum dimanfaatkan secara maksimal untuk perencanaan alat kesehatan maupun pemeliharaan alat kesehatan. Peralatan dengan kondisi rusak ringan maupun berat tidak dapat digunakan lagi di Puskesmas yang menyebabkan puskesmas kekurangan alat tersebut. Padahal di Provinsi NTT telah tersedia 6 PAM Center sebagai rujukan bagi Kabupaten yang membutuhkan perbaikan dan pemeliharaan alat kesehatan.
Mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penilaian kebutuhan puskesmas untuk menerapkan manajemen pengelolaan aset fisik (PAM Strategy) di Kabupaten Ngada khususnya alat kesehatan dan evaluasi penerapan CBIS Puskesmas Pasca Pelatihan.

TUJUAN
Umum:
Memperoleh data kondisi peralatan kesehatan dari hasil pencatatan inventaris Puskesmas (CBIS) dan gambaran kebutuhan Puskesmas untuk menerapkan PAM Strategy.

Khusus:
 Mendata jenis, jumlah dan kondisi peralatan di Puskesmas dan jaringannya (hasil dari Program CBIS Puskesmas)
 Mengobservasi kualitas peralatan yang ada di puskesmas.
 Menilai ketersediaan Protap penggunaan dan pemeliharaan alat kesehatan.
 Menilai kapasitas petugas puskesmas dalam melakukan pemeliharaan ringan terhadap peralatan.

Sesuai dengan tujuan diatas maka keluaran dari kegiatan ini adalah
 Tersedianya data yang akurat berisi jenis, jumlah, kondisi perlatan dan informasi lainnya tentang alat kesehatan hasil dari Program CBIS Puskesmas
 Ditetapkan Puskesmas yang perlu menerapkan PAM Strategy.

1 komentar: