Senin, 04 Juni 2012

Perkembangan Kasus Kematian Ibu di Ngada

Angka Kematian Ibu atau AKI mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil, bersalin maupun nifas atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985). Konversi Angka Kematian Ibu (AKI) kabupaten Ngada tahun 2011 yang dilaporkan sebesar 171 per 100.000 Kelahiran Hidup dengan angka Absolut 5 kasus kematian dari 2926 KH. AKI 171 artinya diantara 100.000 Kelahiran hidup resiko kematian Ibu sebanyak 171, atau diantara 10.000 KH resiko kematian ibu sebanyak 17 kasus, atau diantara 1000 KH resiko kematian ibu sebanyak 2 kasus. Grafik Trend Angka Kematian Ibu Dilaporkan di Kabupaten Ngada Tahun 2007-2011 (per 100.000 Kelahiran Hidup) Sumber : Laporan Tahunan Seksi KIA Dinas Kesehatan Kab. Ngada,2011 AKI kabupaten Ngada pada tahun 2011 sebesar 171 per 100.000 KH mengalami penurunan jika dibandingkan dnegan AKI tahun 2010 yang dilaporkan sebesar 212 per 100.000 Kelahiran Hidup, dengan absolut 6 kasus kematian ibu dari 2.831 kelahiran hidup, tahun 2009 yang dilaporkan sebesar 225 per 100.000 Kelahiran Hidup dengan absolut 7 kasus kematian ibu dari 3115 KLH, AKI Kabupaten Ngada Tahun 2008 yang dilaporkan sebesar 144/100.000 KLH atau 5 kematian dari 3464 KLH. Angka tersebut masih dibawah target nasional yaitu sebesar 102/100.000 KLH pada tahun 2015 (MDG’s). Dari grafik 3.1 diatas diketahui bahwa selama 5 tahun terkahir AKI di Kabupaten Ngada mengalami fluktuasi, dan menurun dari 208/100.000 KH pada tahun 2007 menjadi 171/100.000 KH pada tahun 2011. Dari 5 kasus kematian Ibu pada tahun 2011, 2 kasus berasal dari Kecamatan Riung Barat (2 kematian ibu hamil) dengan penyebab kematian hamil dengan hepatitis fulminan dan plasenta previa. Hepatitis fulminan adalah inflamasi/peradangan dan kerusakan jaringan hati yang menyebabkan kehilangan parah, cepat dan progresif fungsi hati. Kematian Ibu karena Hepatitis di tahun 2011 terdapat 1 kasus sedangkan di tahun 2010 terdapat 2 kasus (kematian ibu karena Hepatitis di Riung Barat dan sirosis hepatitis di Kecamatan Bajawa Utara). 1 kasus kematian Ibu Nifas dari Kecamatan Bajawa Utara dengan penyebab gagal jantung, penyakit jantung merupakan hal yang perlu diwaspadai pada kehamilan terutama wanita dengan riwayat penyakit jantung, namun data menunjukkan bahwa kemungkinan ini tejadi sekitar 1% dari ibu hamil, namun terus meningkat. Sehingga deteksi dini kelainan harus segera dilakukan pada masa kehamilan dan penatalaksanaan harus secara adekuat. 1 kasus kematian Ibu Nifas dari kecamatan Bajawa di wilayah kerja Puskesmas Kota dengan penyebab Nifas dengan komplikasi. 1 kasus kematian ibu hamil lainnya dari Kecamata Riung dengan penyebab abortus. Faktor eksternal yang dapat menyebabkan kematian ibu maternal dari sisi suply yaitu kurangnya kuantitas dan kualitas tenaga bidan dan tenaga kesehatan yang berkompetensi kebidanan terutama di daerah terpencil dan sangat terpencil, kurangnya sarana dan prasarana dalam pelayanan kasus-kasus emergenrsi obstetrik dan neonatal baik kasus dasar maupun rujukan, adanya pertolongan persalinan oleh dukun, serta kondisi geografis yang masih sulit mengakses sarana kesehatan rujukan yaitu RSUD. Sebagian besar kasus adalah karena keterlambatan merujuk, dan tidak tersedianya tenaga dokter ahli yang menetap serta terbatasnya peralatan penanganan kasus emergensi di RSUD. Sedangkan dari sisi Demand/masyarakat disebabkan karena belum optimalnya pelaksanaan Desa Siaga beserta jejaringnya, masih rendanhnya peran masyarakat sekitar ibu hamil dan aparat desa dalam respon cepat dan tepat terhadap kasus-kasus ibu hami, bersalin maupun nifas. Hal yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada dalam upaya menekan dan menurunkan kasus kematian ibu di wilayah Kabupaten Ngada yaitu melaksanakan perencanaan Program dan Kegiatan multisektoral (DTPS : District Team Problem Solving), pembangunan Gedung KIA di Puskesmas dan Rumah Tunggu, penyediaan peralatan KIA dan Kebidanan, Kemitraan bidan dan dukun dalam penanganan ibu maternal, pelaksanan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan Komplikasi) termasuk pemanfaatan kantong persalinan, stiker ibu hamil, dll, Penguatan sistem rujukan, adopsi konsep 2H2, pelaksanaan reformasi puskesmas termasuk capacity building bagi tenaga kesehatan, optimalisasi pelaksanaan desa siaga, advokasi dan sosialisasi tentant peraturan daerah KIBBLA, anggaran KIA, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar